Senin, 08 Juni 2009

Minggu, 07 Juni 2009

ninja kawasaki


Ninja ZX 250 99% Pasti Hadir
Jika tidak ada aral melintang hampir dipastikan bahwa
Kawasaki Ninja ZX 250 akan hadir di tanah air. Bahkan santer beredar berita bahwa konsumen sudah bisa inden di dealer resmi Kawasaki di Indonesia (butuh konfirmasi*) Disamping itu menurut beberapa sumber dari importir umum harga Kawasaki Ninja ZX 250 ini kurang lebih berkisar antara 34-36 juta rupiah dengan spesifikasi dan kualitas produksi yang sama persis dengan standard motor Kawasaki untuk pasar Jepang dan Eropa.
Harganya 35 juta rupiah ? hmm …
Diprediksi harga Kawasaki Ninja ZX 250 adalah antara 34-36 juta rupiah. Tidak jauh dari
prediksi INDOBIKERS yaitu 32 juta rupiah. Mudah mudahan harga tersebut akan menurun bila Ninja ZX 250 sudah di produksi di Indonesia dalam kata lain bukan CBU. Mungkin yang paling terancam adalah Honda CBR 150 dan Kawasaki ZX 150. Disamping harganya sama namun kualitas dan performa ZX 250 jauh diatas kedua motor tersebut. Apalagi harga motor tersebut tidak jauh berbeda. Jika Kawasaki mampu menghadirkan Ninja ZX 250 pada tahun depan bisa dipastikan Kawasaki Indonesia merupakan ATPM tanpa saingan di segmen motor sport kelas menengah.
window.google_render_ad();

sejarah karawang


Berbincang tentang wilayah Karawang, kenangan diajak menerawang ke masa lampau sejak perjalanana peradaban penghuni di Tatar Sunda khususnya dan wilayah Nusantara umumnya mulai menapaki awal perjalanan keberadaanya.
Memang adakalanya berbincang tengtang masa lalu kadang terperangkap pada suasana emosi yang penuh romantisme dan nostalgia. Dan keadaan seperti itu tidak kita kehendaki, dan perbincangan kita tidak mengarah kepada “mimpi nan indah masa lampau”. Dambaan kita adalah firman-Nya, “Bahwa hari esok akan lebih baik dari hari sekarang asal bila selesai satu pekerjaan kita garap yang lainnya. Bukankah disabdakan-Nya pula suatu perubahan hanya dapat terjadi bila kita mau merubahnya”.
Berbincang tentang masa lalu, dalam usaha untuk mencoba mencari “KARAKTER” khas wilayah Karawang dan stakeholders-nya, mungkin perlu dicoba agar kita bisa membangun wilayah tempat kita hidup “lemah cai geusan jadi, sarakan paduriatan” sesuai dengan fitrah Ilahiah dan insaniahnya. Bukankah segala sesuatu akan sejahtera bila lingkungan hidupnya serasi dengan fitrahnya.
Pada saat ini bila kita berkesempatan memasuki kota-kota yang berada di Tatar Sunda - Jawa Barat, yang terasa dan terekam sebagian besar adalah atmosfir kehidupan kota-kota bernuansakan “jaman sekarang” - kota metropolis - yang hampir seragam keadaannya. Kota Karawang pun tidak terkecuali akan menuju kota metropolis, karena secara georagrafis kewilayahannya begitu dekat dengan Kota Jakarta, yang sudah lebih dulu menjadi metropolitan dengan sejumlah permasalahan yang menimpanya.
Permasalahan yang dihadapi para stakeholders di setiap kota besar itu pun hampir seragam pula. Antara lain permukiman kumuh, sampah yang selalu menjadi masalah, perihal air yang semakin mengkhawartirkan baik kualitas maupun kuantitasnya. Ini baru masalah yang berskala fisik, belum lagi masalah kehidupan lainnya yang menyangkut kualitas penduduknya. Kehidupan manusia di kota-kota modern sangat rentan untuk timbulnya berbagai penyakit yang menerpa fisik dan psikis penduduknya sebagai akibat dari polusi, kontaminasi, radiasi, kesibukan, stres, kelelahan, kekenyangan karena serba dimakan, kelaparan dan kurang gizi karena tak teratur makan, kesenangan ragawi tanpa kendali dsb. Keadaan ini bila tidak diantisipasi dengan segera akan terus menurunkan kualitas pembangunan manusia yang sehat sejahtera. Bukankah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat hanya menduduki nomor 17 dari 26 provinsi di bawah IPM Provinsi Papua dan NAD. *)
IPM Kabupaten Karawang pun belum menggembirakan, masih sangat memerlukan kerja keras dari seluruh fihak. Menurut catatan resmi ada enam kabupaten di Prop. Jawa Barat yang IPM-nya masih harus ditingkatkan, yaitu kabupaten : Garut, Karawang, Sukabumi, Cirebon, Majalengka dan Indramayu. **)
Demikian pula yang tengah dialami NKRI dewasa ini, tiga aspek penanda signifikan menginformasikan bahwa dunia pendidikan di negara kita adalah peringkat ke-49 dari 49 negara berkembang, berarti peringkat terbawah. Dalam bidang ekonomi urutan NKRI adalah ke-48 dari 49 negara berkembang. Yang paling memilukan, NKRI adalah peringkat ke-2 negara yang paling korup dari 49 negara berkembang. Mau berkelit bagaimana lagi bagi kita, bila telah demikian nyata keadaannya. ***)
Sumber:*) Informasi Dinas Tarkim, 6-8-2004.**) Sosialisasi Konsep IPM dan pemanfaatan dalam Perencanaan Pembangunan. BAPEDA Jabar. 2001.***) Solihin G.P dalam PR , 16-8-2004.
RUTR DAN RTRW KARAWANG
Tentulah Pemda Kabupaten Karawang telah mempunyai RUTR (Rencana Umum Tata Ruang) dan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang telah terjabarkan secara rinci. Adapun titik berat kewilayahan agar berhasil adalah kesesuaian rencana dan aplikasinya dengan “karakter sosio-geografis dan budaya setempat” dan pada gilirannya nanti pembangunan wilayah akan bertumpu pada kualitas karakter masyarakat setempat.
Menyimak kontur geografis wilayah Karawang, sebagian besar adalah daerah pesisir dan dataran yang luas terbentang. Maka karakter wilayahnya akan terpusat pada pertanian khususnya sawah dan penangkapan ikan laut (baik nelayan maupun pembudidayaan). Filsafat kehidupan masyarakatnya harus mengacu kepada pemuliaan air dan tanah termasuk pantai dan hutan pantainya (bakau). Kesadaran pemulian tanah dengan memelihara kualitas “hara” yang alami serta pemuliaan air secara kualitas dan kuantitas harus menjadi acuan berkehidupan masyarakat Karawang.
Kini di wilayah Karawang bermunculan industri dalam berbagai skala. Salah satu hal yang perlu mendapat perhatian serius, yaitu dampak polusi limbahnya yang mungkin akan sangat mempengaruhi kualitas tanah dan air sekitarnya. Kesadaran dari semua fihak untuk menjaga lingkungan hidup dan habitat biotanya perlu ditumbuhkan, supaya terjadi sinergi yang saling menguntungkan tanpa merusak lingkungannya.
WILAYAH KARAWANG SALAH SATU PENANDA SITUS SEJARAH SUNDA
Secara toponimi nama Karawang diperkirakan berasal dari:
Kata “Karawaan” yang berarti wilayah yang banyak rawanya.
Ada pula yang memaknai berasal dari kata “Quro-wang” yang berasal dari tempat Syeh Quro (yaitu pasantren yang pertama ada di wilayah Tatar Sunda yang terletak di wilayah Karawang sekarang; salaseorang santri wanitanya adalah Puteri Subanglarang yang diperisteri oleh Prabu Sri Baduga Maharaja/Siliwangi) dan kata “wang = wong, orang”.
Karawang > dikarawang = tepi kain (selendang) yang diberi ornamen berlubang agar menjadi indah.
Asal kata yang mana yang akan dijadikan acuan, tidak menjadi masalah, semuanya mengandung makna yang positif, misalnya:
Bila mengacu pada kata Karawang <>